BOGOR–SMAN 2 Bogor berhasil
mempertahankan dominasinya dalam
kompetisi Honda DBL West Region.
Setelah musim lalu meraih juara dari
tangan SMAN 8 Bekasi, kali ini tim
berjuluk Ayam Bebek itu kembali
mempetahankan gelar champion.
Di final Honda DBL 2014 West
Java Series-West Region, Smanda
Bogor mengalahkan lawannya
SMAN 2 Cianjur
dengan skor telak 54-17
di GOR Pajajaran,
kemarin.
Sejak tip off bergulir,
pertandingan kedua
tim berjalan seru.
SMAN 2 Bogor yang
mengandalkan
fast break dan
defensive man-to-man marking beradu
taktik dengan SMAN 2 Cianjur yang
bermain kerja sama tim.
Turun dengan kekuatan lengkapnya, Ayam
Bebek langsung menekan ke jantung ring
Brada. Septi, Mahda maupun Tenti beberapa
kali merepotkan pemain Smanda Cianjur.
Hasilnya, di kuarter pertama saja, Ayam
Bebek unggul 13-2 atas Brada.
Memasuki kuarter kedua, Smanda Cianjur
yang tertinggal melakukan perubahan taktik
bermainnya. Unggul jumlah poin, namun
hal itu tidak membuat pelatih Smanda Bogor,
Iman Nuriman puas. Beberapa kali terlihat
ekspresi kekecewaan dari wajahnya. Lantaran
tidak menemukan top performance, Iman
meminta time out di kuarter kedua.
Brada yang mendapat dukungan
langsung dari ratusan siswa SMAN
2 Cianjur, mencoba bangkit. Namun
sayang, usaha mereka beberapa kali
menemui jalan buntu. Faktor mental
membuat konsentrasi di kuarter ini buyar.
Meski mendapatkan sejumlah peluang,
termasuk free throw, hal itu tak dapat
dimanfaatkan dengan baik. Kuarter kedua
pun ditutup 22-10 masih untuk keunggulan
Smanda Bogor.
Brada yang kehilangan banyak angka,
lebih banyak bermain individu. Hal ini
dimanfaatkan anak-anak
Ayam Bebek untuk
memperbesar selisih
poin. Hingga kuarter
keempat berakhir,
kemenangan tetap
berpihak kepada Smanda
Bogor dengan keunggulan
54-17.
Meski berhasil mempertahankan gelar,
Iman tampaknya kurang menyambutnya
dengan gembira. Pasalnya, terjadi
penurunan ritme permainan dibandingkan
semifinal. Indikasinya mengacu pada
jumlah skor yang lebih kecil. ”Saat
semifinal kemarin, kami mengumpulkan
72 poin. Tetapi sekarang lebih sedikit
karena ada faktor lain,” ujarnya kepada
Radar Bogor, kemarin.
Iman melanjutkan, hal itu terjadi karena
fisik pasukannya terkuras habis. Sebab,
beberapa jam jelang final, mereka berlatih
keras dari pukul 06:00 hingga 10:00.
Otomatis waktu istirahat jadi berkurang.
”Saya akui anak-anak hari ini (kemarin,
red) bermain kurang maksimal. Mereka
seperti membawa beban mental di lapangan
sehingga berpengaruh kepada permainan,”
pungkasnya.(rur)
Story Provided by Radar Bogor